This afternoon, after attending the English Service in the Church, my friend and I took lunch at a fast food restaurant. While eating, we talked about some things. One was about his relationship with a person. That was a complicated relationship. At that time he threw one sentence that made ​​me feel uncomfortable:

“Let it flow”.

This sentence is actually ambiguous. Maybe people say this because they are desperate with the situation they have to face and afraid to make a choice also to take a risk. Or people can just throw these words because they realize there is a  transcendent power that able to solve conflict. Let’s just say this person is surrendered to the power of God. But I totally disagree with this statement.

I think something that flows is a water, right? Is there any other thing beside water which flows? Let me know. Okay, let think about the water. Where it flows? We know water flows from the higher place to the lower place. You want also your life flow like that? I wont.

—————————————–
Sore ini, setelah menghadiri ibadah berbahasa inggris, saya dan seorang teman makan siang di sebuah restoran cepat saji. Sambil makan, kami membicarakan beberapa haL. Salah satunya tentang hubungannya yang komplikasi dengan seseorang. Saat itu ia melontarkan satu kalimat yang membuat saya merasa tidak nyaman “BIARKAN INI MENGALIR”.
Kalimat ini sebenarnya ambigu. Mungkin orang mengatakan ini karena putus asa menghadapi keadaan atau tidak berani mengambil resiko. Atau orang melontarkan kalimat ini bisa saja karena mereka sadar di luar dirinya ada kuasa transenden yang lebih mampu mengatasi situasi konflik yang dihadapinya. Katakan saja orang ini berserah pada kuasa Tuhan. Tapi saya sangat tidak setuju dengan pernyataan ini.

Saya pikir sesuatu yang mengalir adalah air, kan? Apakah ada hal lain selain air yang mengalir? Beritahu saya. Oke, mari kita berpikir tentang air.

Pertama, kita tahu air mengalir dari hulu ke muara.  Tidak ada yang tahu seberapa panjang dan bagaimana liku perjalanan dari hulu ke muara, dan entah di muara mana perjalanan air akan berakhir. Ini yang seringkali menjadi dasar kita memahami perjalanan hidup layaknya air yang mengalir. Hidup manusia pun demikian, tidak tahu seberapa panjang perjalan hidup setiap kita, ada liku yang harus dilewati dan entah di mana perjalanan akan berakhir. Seringkali dalam hal ini kita menyebutkan kuasa Tuhan sebagai alasan ketidaktahuan kita. Benarkah kita setidak tahu itu?

Ups, jangan lupakan juga bahwa air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Lalu apakah kita menginginkan hidup yang juga mengalir demikian?

Review Your Cart
0
Add Coupon Code
Subtotal