Kalau kalian nge-follow aku di Instagram, kalian mungkin sudah tahu kalau aku dan Andrew sempat pergi berkemah di Peak District. Kalian bisa nonton video di akhir posting ini atau kalian juga bisa cek langsung di channel Youtube ku di sini.
Kami menempuh perjalanan sekitar dua jam berkendara dari Beeston, Nottingham ke Swallowholme, sebuah situs berkemah di Peak District. Tempatnya cukup bagus, dan fasilitasnya yang cukup lengkap seperti meja piknik, kamar mandi dengan air hangat, toilet, listrik, juga wifi. Pemiliknya juga sangat ramah. Kalian gak akan bosan berada di perkemahan itu karena mereka juga menyediakan banyak buku dan permainan yang bisa dipinjam secara gratis. Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah lokasi perkemahan yang dekat dengan kereta api dan jalan raya. Aku bisa mendengar mesin mobil dan kereta lewat, dan itu sedikit mengganggu, khusunya pada malam hari.
MEMBELAH HUTAN
Begitu kami tiba di perkemahan, kami segera memasang tenda, dan melahap makan siang kami setelah itu. Usai makan siang, aku dan Andrew memutuskan untuk pergi ke Ladybower Reservoir. Kami berangkat dari Swallowholme dan mulai berjalan-jalan. Kami berjalan menembus hutan, di mana saya hanya bisa melihat pohon-pohon raksasa tua, rumput liar, jelatang menyengat, onak, dan tanaman liar hijau lainnya (yang saya bahkan tidak bisa menyebut nama mereka).
LADY BOWER RESERVOIR
Setelah sekitar empat puluh lima menit menembus hutan, akhirnya kami tiba di Ladybower Reservoir. Ini merupakan waduk besar berbentuk Y, yang juga terendah dari tiga waduk di Derwent Valley dengan Howden Dam berada di bagian atas lembah. Orang sini bilang ini adalah waduk terbesar di Inggris. Walaupun anginnya sangat kencang, tapi pemandangan dari atas sini cukup indah. Saat itu juga ada beberapa orang yang duduk di perahu kecil mereka sambil memancing.
SMILING COW DAN AYUNAN
Dalam perjalanan pulang, kami harus berjalan menelusuri hutan yang sama. Walau demikian, kami cukup terhibur oleh rombongan sapi yang kebetulan lewat. Walaupun agak merinding juga waktu mereka mendekat, sapi yang satu ini kelihatan sangat ramah. Tuh, dia senyum. Andrew yang memang hobinya fotografi itu langsung deh ambil kamera dan jepret! Oh, what a friendly cute ketle!
Setelah lelah menelusuri hutan, kami berhenti di taman bermain yang letaknya tak jauh dari perkemahan. Surga banget buat aku, karena di sana ada ayunan. Hahahaha, aku paling ga bisa nolak main ayunan!
Begitulah perjalanan kami ke Lady Bower Reservoir. Kalau kalian mau nonton travel vlog kami, silahkan di klik saja video di bawah.
“Mimpi saya ini…” Bimbim mengangkat biolanya. Menunjukkan padaku impiannya. Sementara aku masih saja diam. Mataku menatap Bimbim lembut berharap ia melanjutkan kisahnya. “Waktu saya memutuskan meninggalkan kampung, saya bertekad untuk mewujudkan mimpi saya. Cuma modal tekad, Mbak. Dulu, biola saja saya nggak punya. Biola ini saya dapat dari seorang kawan.” Bimbim mengusap-usap biolanya seolah itulah…
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29) Saat membawakan renungan dalam acara kebersamaan di sebuah taman buah saya meminta semua peserta untuk memerhatikan tanaman di sekitar dan menyebutkan apa yang mereka lihat. Semua menjawab “pohon, rerumputan, bunga”. Lalu saya meminta mereka untuk menyebutkan lebih…
Yohanes 17: 1-11 Yesus baru saja usai berbincang dengan para murid lalu ia menegadah ke langit dan mengucap doa. Demikianlah yang dicatat dalam perikop bacaan ini. Yesus mengawali doa ini dengan kalimat pertamaNya Bapa telah tiba saatnya; Permuliakanlah Anak-Mu supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Saat yang dimaksud adalah penggenapan misi kasih karunia Allah bagi manusia lewat…
Allah selalu punya cara untuk mengingatkan umat kekasih hati-Nya. Seperti hari ini, saya diingatkan melalui perjumpaan dengan seorang musisi jalan, bahwa BERKARYA bukanlah PERSOALAN SARANA. Yah, saya belajar dari sang musisi jalanan yang siang-malamnya berada di bawah atap langit, tentu dia tidak seberuntung saya yang punya sarana lengkap untuk bermusik dan menulis. Sang musisi jalanan…
Setelah kisah Supir Taksi Tobat, kisah gue berlanjut lagi. Bus biru itupun akhirnya sampai juga di terminal Glasgow- Scotland. Kalau di sini disebutnya Coach Station. Dari tempat itu gue harus segera berganti bus yang menuju ke Oban. Cuaca kala itu cerah, tapi toh tetap saja dingin. Apalagi Scotland memang jauh lebih dingin daripada wilayah lain di Britania…
“Zi, kenalin ini Caleb….” Edel mengenalkan seorang pria blasteran pada . Iszi hanya bengong waktu pria yang rupanya keturunan Indo-Jerman itu menyodorkan tangannya ke arah Iszi. Tubuhnya tinggi, begitu jauh melebihi tinggi badannya sendiri yang bisa dikatakan pendek dibanding pria seumurannya. Bola mata hijaunya sangat attractive. Iszi sendiri sempat terpaku. ‘Ah, menang tinggi sama putih…