Menemukan Kembali Visi

YOUNG WIFE’S STRUGGLE

Saya terbang ke Inggris dengan visi, dan ibu saya tidak bisa berhenti mengingatkan saya tentang hal itu. Dia terus berkata kepada saya: “Jangan lupakan visimu.” Ini menjadi kalimat favoritnya untuk mengingatkan saya agarsaya segera pulang ke Indonesia.

Sejak saya menikah, dua tahun lalu, saya merasa sangat sulit untuk melihat bagaimana visi saya  dengan peran saya sebagai seorang istri. Saya mulai bertanya-tanya:

  • Apakah visi saya penting saat ini?
  • Apakah itu harus diubah?
  • Apakah Tuhan bercanda ketika dia memberi saya visi itu?
  • Mengapa semuanya tampak mungkin dan lebih mudah ketika saya masih lajang?

Dengan frustrasi, saya menyibukkan diri melakukan hal lain, yangpada akhirnya justru membuat saya lelah dan semakin jauh dari visi yang telah Tuhan beri. Saya enggan berdoa dan bertanya lagi. Saya lelah mencari dan menunggu.

Oh, saya benci menunggu. Saya pikir saya sudah selesai dengan proses menunggu.

Sebab rancangan-Ku  bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Yesaya 55: 8-9


Saya pikir Tuhan telah meninggalkan saya dalam kebingungan dan keputusasaan. Sekalipun Andrew selalu menemani, saya merasa kesepian. Saya tidak punya orang untuk diajak bicara tentang hal ini. Berulang kali saya mencoba membicarakan hal ini dengan Andrew, tetapi endingnya selalu saja saya menuduh Andrew mengacaukan visi dan panggilan pelayanan saya. 

KERENDAHAN HATI

Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak. Mazmur 37:4-5

Di tengah rasa frustasi saya, berulang kali Roh Kudus mengingatkan saya untuk duduk diam dan berdoa, namun saya kerap mengeraskan hati. Lelah berdoa, lelah bertanya. Dan Tuhan lagi-lagi meremukkan kebebalan hati saya dan membimbing saya dalam doa dan keteduhan. Bersama dengan Andrew, saya berdoa dan berpuasa. Saya dilatih untuk menenangkan jiwa saya dan membangun kembali waktu teduh saya. Saya juga meminta beberapa teman untuk berdoa untuk pergumulan ini. Melalui ini semua, Tuhan memberi saya pengertian. 

Saya mulai mengerti, pergumulan saya bukanlah perkara visi tapi keangkuhan hati. Tuhan yang memberi visi dan Tuhan pulalah yang menentukan bagaimana, kapan, dan di mana visi itu dicapai. Tapi keangkuhan hati saya, tanpa saya sadari, membuat saya merasa memiliki visi tersebut. Alih-alih memberi Tuhan kendali, saya merebut kendali dariNya.

Struktur otoritas Tuhan untuk kehidupan kita harus menjadi jawabannya. Rancangannya adalah kunci untuk semua kebingungan saya. Dan kerendahan hati untuk tunduk akan kehendak Tuhan menjadi jawabannya.

  • Tunduk kepada Tuhan dan kehendakNya
  • Tunduk kepada pimpinan yang diberikan Tuhan pada Andrew

Tunduk kepada Tuhan

Saya bersedia taat pada kehendak dan tujuan Tuhan. Saya mengingini kehendaknya di atas kehendak saya sendiri. Saya mempercayainya. Saya bersedia untuk meletakkan semua impian saya. Saya memberikan semua diri saya – tubuh saya, kemampuan saya, bakat saya, kecerdasan saya, kesehatan saya, waktu saya, uang saya, sumber daya saya sepenuhnya kepada Tuhan. Saya mengikuti pimpinanNya.

Tunduk kepada suami

Saya menghormati kepemimpinan yang diberikan Tuhan kepada Andrew untuk keluarga kami. Saya mendorong, mendukung, dan membantu Andrew, dan bersikap kooperatif terhadap kepemimpinannya selama tidak melanggar prinsip-prinsip Alkitab. Saya bersedia untuk meletakkan impian saya untuk mengikuti panggilan yang diberikan Tuhan kepadaNya.


MENEMUKAN KEMBALI VISI

Saya percaya bahwa Tuhan tidak bercanda ketika Dia memberi saya visi. Visi itu telah membawa saya ke Inggris, negeri di mana Tuhan mempertemukan saya dengan Andrew dan menikah dengannya.

Saya percaya bahwa Tuhan sungguh peduli dan menganggap visi itu serius. Namun, Dia memiliki sesuatu yang lebih besar bagi saya untuk berkomitmen untuk saat ini: Belajar dan bertumbuh menjadi istri yang Alkitabiah bagi Andrew.

  • Apakah visi saya penting saat ini? Saya mengembalikannya ke tangan Tuhan dan fokus pada apa yang Dia ingin saya lakukan di saat ini.
  • Apakah itu harus diubah? Saya percaya tidak, Tuhan itu setia dan dapat dipercaya. Saya dengan bersyukur menunggu waktu-Nya untuk melihat visi menjadi kenyataan. Ini bukan tentang saya, tetapi Dia.
  • Apakah Tuhan bercanda ketika dia memberi saya visi itu? Saya suka selera humornya 🙂
  • Mengapa semuanya tampak mungkin dan lebih mudah ketika saya masih lajang? Dua lebih baik daripada satu. Ketika saya masih lajang, saya berdoa agar Tuhan mempertemukan saya dengan seorang pria yang takutTuhan untuk menjadi pasangan hidup dan rekan sekerja dalam pelayanan saya. Dan Tuhan telah menjawab doaku! 


    Review Your Cart
    0
    Add Coupon Code
    Subtotal